Jumat, 29 Oktober 2010

sesat


cahaya rembulan,

samar menerangi langkahku,

bimbang menentukan

ikuti langkah kaki menapak,



jalanan yang terjal,

bercampur lolongan malam.

risau hati menjalar.

tapi langkahku tak henti.



menerawang dalam samar cahaya,

tangan menggapai menyibak tirai

ku dapati sekuntum mawar

menawarkan kenikmatan



keelokannya membius

keharumannya menyesatkan

helainya tersibak anggun

mataku tak berkedip sedetikpun



jemariku bergetar dahsyat

menyentuh lembut kelopaknya

bagai gurun yang merindukan hujan

begitu menginginkannya



ingin ku lindungi agar tak lenyap

tapi angin merebutnya

kelopaknya melambai padaku

aku merenung sendiri dalam kesesatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar